Senin, 28 September 2015

Kepergian sang lentera.



Perjuangan yang telah dilakukan oleh MH Thamrin untuk tanah Betawi ini harus berhenti karena pada 3 Januari 1941, MH Thamrin mengalami anvaal yang divonis oleh Dr.Kayadu. Dr Kayadu menyimpulkan bahwa MH Thamrin  menderita gangguan ginjal dan komplikasi jantung. MH Thamrin pun harus dibawa ke Rumah Sakit Cipto untuk menjalani perawatan penyakitnya tersebut. Belum sempat dibawa, rumah MH Thamrin digeledah dan MH Thamrin ditahan dengan tuduhan bekerjasama dengan Jepang. Semua peluang pengobatan untuk beliau akhirnya ditutup dan keadaan beliau semakin parah.
Akhirnya, tanggal 11 Januari 1941 Pukul 04.00 WIB, MH Thamrin menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit gagal jantungnya. MH Thamrin dimakamkan di Pemakaman Karet yang diikuti oleh sekitar 20.000 orang pengiring, mulai dari pegawai rendahan sampai orang berpangkat ini menyesakkan pemakaman untuk melihat orang yang telah memperjuangkan nasib bangsanya itu meninggalkan dunia untuk selamanya.
Kini, meski MH Thamrin sudah tidak memperjuangkan bangsanya lagi, nama Mohammah Hoesni
Thamrin diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Ibukota, salah satu jalan terpadat yang berada di jantung Kota Jakarta. Nama MH Thamrin tidak akan dilupakan begitu saja oleh semua orang yang telah merasakan perjuangan beliau. Mungkin hanya namanya yang kita ingat, namun goresan dari nama tersebut telah memiliki banyak arti di hati semua orang atas perjuangannya itu.



“ Apresiasi itu bukan hanya untuk orang yang masih bernyawa”


Semua perjuangan yang dilakukan oleh orang –orang di Negara kita adalah sesuatu perjuangan untuk menghidupkan kembali jiwa semangat kita. Walaupun para pejuang itu sudah tiada, kenanglah jasa-jasanya dan tanamkan semangat  juangnya di dalam  diri kita.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar