Perjuangan yang telah dilakukan oleh MH
Thamrin untuk tanah Betawi ini harus berhenti karena pada 3 Januari 1941, MH Thamrin
mengalami anvaal yang divonis oleh Dr.Kayadu. Dr Kayadu menyimpulkan bahwa MH
Thamrin menderita gangguan ginjal dan
komplikasi jantung. MH Thamrin pun harus dibawa ke Rumah Sakit Cipto untuk
menjalani perawatan penyakitnya tersebut. Belum sempat dibawa, rumah MH Thamrin
digeledah dan MH Thamrin ditahan dengan tuduhan bekerjasama dengan Jepang.
Semua peluang pengobatan untuk beliau akhirnya ditutup dan keadaan beliau
semakin parah.
Akhirnya, tanggal 11 Januari 1941 Pukul
04.00 WIB, MH Thamrin menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit gagal
jantungnya. MH Thamrin dimakamkan di Pemakaman Karet yang diikuti oleh sekitar
20.000 orang pengiring, mulai dari pegawai rendahan sampai orang berpangkat ini
menyesakkan pemakaman untuk melihat orang yang telah memperjuangkan nasib
bangsanya itu meninggalkan dunia untuk selamanya.
Kini, meski MH Thamrin sudah tidak
memperjuangkan bangsanya lagi, nama Mohammah Hoesni
Thamrin diabadikan menjadi
salah satu nama jalan di Ibukota, salah satu jalan terpadat yang berada di
jantung Kota Jakarta. Nama MH Thamrin tidak akan dilupakan begitu saja oleh
semua orang yang telah merasakan perjuangan beliau. Mungkin hanya namanya yang
kita ingat, namun goresan dari nama tersebut telah memiliki banyak arti di hati
semua orang atas perjuangannya itu.“ Apresiasi itu bukan hanya untuk orang yang masih bernyawa”
Semua perjuangan yang dilakukan oleh orang –orang di Negara
kita adalah sesuatu perjuangan untuk menghidupkan kembali jiwa semangat kita. Walaupun
para pejuang itu sudah tiada, kenanglah jasa-jasanya dan tanamkan semangat juangnya di dalam diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar